Judulnya saja sudah membuat
Anda penasaran ?
Didunia ini banyak terdapat
manusia yang berpengaruh didunia. Namun oleh peneliti bernama Michael H. Hart
membuat daftar “100 Orang Paling Berpengaruh Didunia”. Hanya 100 orang, wah ini
100 orang pasti memiliki kontribusi yang besar bagi peradaban dan perkembangan
didunia. Okeh baiklah tidak usah banyak basa basi, ini dia 100 Orang Paling
Berpengaruh Didunia beserta riwayat singkat :
1. Nabi Muhammad SAW (berasal dari kota Mekkah, Arab Saudi 570 M – 632 M)
Seluruh dunia terkejut
dengan jatuhnya pilihan kepada Nabi Muhammad SAW diurutan yang pertama dalam
daftar ini. Padahal Michael H. Hart bukanlah seorang muslim. Namun dalam
meneliti daftar ini Michael H. Hart memiliki bukti yang cukup kuat untuk
menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW manusia pertama dari 100 orang paling
berpegaruh didunia.
Nabi Muhammad SAW lahir
dikota Mekkah, negara Arab Saudi tahun gajah (570 M). Disebut tahun gajah,
karena pada masa kelahiran beliau kota Mekkah sedang diserang oleh pasukan
Abrahah yang ingin menghancurkan Ka’bah. Namun atas pertolongan Allah, pasukan
gajah Abrahah hancur dan kalah, sehingga Ka’bah tetap aman.
Nabi Muhammad SAW keturunan
pembesar kaumnya. Beliau berasal dari suku Quraisy, yang mana suku Quraisy merupakan
suku yang terhormat, karena dipercayakan untuk menjaga rumah suci Ka’bah. Nama
ayah Nabi Muhammad SAW adalah Abdullah bin Abdul Muthallib. Nama Ibu Nabi
Muhammad SAW adalah Aminah.
Nabi Muhammad SAW berasal
dari keluarga yang sederhana, tidak terlalu kaya juga tidak terlalu miskin. Namun
beliau tampil sebagai pemimpin umat yang terbaik pada waktu itu. Dengan kesederhanaannya,
beliau menyebarkan salah satu agama terbesar didunia, yaitu agama Islam. Kini setelah
14 abad berlalu pengaruh beliau masih sangat kuat. Beliau bukan cuma ahli
dibidang agama, namun juga dibidang politik, ekonomi, dan sosial. Terbukti,
tidak sampa satu abad, Islam telah tersebar dan sampai ke Spanyol. Bahkan orientalis
dunia berkata, “tidak pernah ada agama didunia ini yang dapat menguasai dunia
kurang dari 50 tahun”. Oleh sebab itu logis kiranya Nabi Muhammad SAW menempati
urutan pertama.
2. Isaac Newton (Inggris 1642-1727)
Ilmuwan paling besar dan
paling berpengaruh yang pernah hidup di dunia, lahir di Woolsthrope, Inggris,
tepat pada hari Natal tahun 1642, bertepatan tahun dengan wafatnya Galileo.
Seperti halnya Nabi Muhammad, dia lahir sesudah ayahnya meninggal. Di masa
bocah dia sudah menunjukkan kecakapan yang nyata di bidang mekanika dan teramat
cekatan menggunakan tangannya. Meskipun anak dengan otak cemerlang, di sekolah
tampaknya ogah-ogahan dan tidak banyak menarik perhatian. Tatkala menginjak
akil baliq, ibunya mengeluarkannya dari sekolah dengan harapan anaknya bisa
jadi petani yang baik. Untungnya sang ibu bisa dibujuk, bahwa bakat utamanya
tidak terletak di situ. Pada umurnya delapan belas dia masuk Universitas
Cambridge. Di sinilah Newton secara kilat menyerap apa yang kemudian terkenal
dengan ilmu pengetahuan dan matematika dan dengan cepat pula mulai melakukan
penyelidikan sendiri. Antara usia dua puluh satu dan dua puluh tujuh tahun dia
sudah meletakkan dasar-dasar teori ilmu pengetahuan yang pada gilirannya
kemudian mengubah dunia.
Pertengahan abad ke-17
adalah periode pembenihan ilmu pengetahuan. Penemuan teropong bintang dekat
permulaan abad itu telah merombak seluruh pendapat mengenai ilmu perbintangan.
Filosof Inggris Francis Bacon dan Filosof Perancis Rene Descartes kedua-duanya
berseru kepada ilmuwan seluruh Eropa agar tidak lagi menyandarkan diri pada
kekuasaan Aristoteles, melainkan melakukan percobaan dan penelitian atas dasar
titik tolak dan keperluan sendiri. Apa yang dikemukakan oleh Bacon dan
Descartes, sudah dipraktekkan oleh si hebat Galileo. Penggunaan teropong
bintang, penemuan baru untuk penelitian astronomi oleh Newton telah
merevolusionerkan penyelidikan bidang itu, dan yang dilakukannya di sektor
mekanika telah menghasilkan apa yang kini terkenal dengan sebutan "Hukum
gerak Newton" yang pertama.
Ilmuwan besar lain, seperti
William Harvey, penemu ihwal peredaran darah dan Johannes Kepler penemu tata
gerak planit-planit di seputar matahari, mempersembahkan informasi yang sangat
mendasar bagi kalangan cendikiawan. Walau begitu, ilmu pengetahuan murni masih
merupakan kegemaran para intelektual, dan masih belum dapat dibuktikan
--apabila digunakan dalam teknologi-- bahwa ilmu pengetahuan dapat mengubah
pola dasar kehidupan manusia sebagaimana diramalkan oleh Francis Bacon.
Walaupun Copernicus dan
Galileo sudah menyepak ke pinggir beberapa anggapan ngelantur tentang
pengetahuan purba dan telah menyuguhkan pengertian yang lebih genah mengenai
alam semesta, namun tak ada satu pokok pikiran pun yang terumuskan dengan
seksama yang mampu membelokkan tumpukan pengertian yang gurem dan tak berdasar
seraya menyusunnya dalam suatu teori yang memungkinkan berkembangnya
ramalan-ramalan yang lebih ilmiah. Tak lain dari Isaac Newton-lah orangnya yang
sanggup menyuguhkan kumpulan teori yang terangkum rapi dan meletakkan batu
pertama ilmu pengetahuan modern yang kini arusnya jadi anutan orang.
Newton sendiri agak
ogah-ogahan menerbitkan dan mengumumkan penemuan-penemuannya. Gagasan dasar
sudah disusunnya jauh sebelum tahun 1669 tetapi banyak teori-teorinya baru
diketahui publik bertahun-tahun sesudahnya. Penerbitan pertama penemuannya
adalah menyangkut penjungkir-balikan anggapan lama tentang hal-ihwal cahaya.
Dalam serentetan percobaan yang seksama, Newton menemukan fakta bahwa apa yang
lazim disebut orang "cahaya putih" sebenarnya tak lain dari campuran
semua warna yang terkandung dalam pelangi. Dan ia pun dengan sangat hati-hati
melakukan analisa tentang akibat-akibat hukum pemantulan dan pembiasan cahaya.
Berpegang pada hukum ini dia --pada tahun 1668-- merancang dan sekaligus
membangun teropong refleksi pertama, model teropong yang dipergunakan oleh
sebagian terbesar penyelidik bintang-kemintang saat ini. Penemuan ini,
berbarengan dengan hasil-hasil yang diperolehnya di bidang percobaan optik yang
sudah diperagakannya, dipersembahkan olehnya kepada lembaga peneliti kerajaan
Inggris tatkala ia berumur dua puluh sembilan tahun.
Keberhasilan Newton di
bidang optik saja mungkin sudah memadai untuk mendudukkan Newton pada urutan
daftar buku ini. Sementara itu masih ada penemuan-penemuan yang kurang penting
di bidang matematika murni dan di bidang mekanika. Persembahan terbesarnya di
bidang matematika adalah penemuannya tentang "kalkulus integral" yang
mungkin dipecahkannya tatkala ia berumur dua puluh tiga atau dua puluh empat
tahun. Penemuan ini merupakan hasil karya terpenting di bidang matematika
modern. Bukan semata bagaikan benih yang daripadanya tumbuh teori matematika
modern, tetapi juga perabot tak terelakkan yang tanpa penemuannya itu kemajuan
pengetahuan modern yang datang menyusul merupakan hal yang mustahil. Biarpun
Newton tidak berbuat sesuatu apapun lagi, penemuan "kalkulus
integral"-nya saja sudah memadai untuk menuntunnya ke tangga tinggi dalam
daftar urutan buku ini.
Tetapi penemuan-penemuan
Newton yang terpenting adalah di bidang mekanika, pengetahuan sekitar
bergeraknya sesuatu benda. Galileo merupakan penemu pertama hukum yang
melukiskan gerak sesuatu obyek apabila tidak dipengaruhi oleh kekuatan luar.
Tentu saja pada dasarnya semua obyek dipengaruhi oleh kekuatan luar dan
persoalan yang paling penting dalam ihwal mekanik adalah bagaimana obyek
bergerak dalam keadaan itu. Masalah ini dipecahkan oleh Newton dalam hukum
geraknya yang kedua dan termasyhur dan dapat dianggap sebagai hukum fisika
klasik yang paling utama. Hukum kedua (secara matcmatik dijabarkan dcngan
persamaan F = m.a) menetapkan bahwa akselerasi obyek adalah sama dengan gaya
netto dibagi massa benda. Terhadap kedua hukum itu Newton menambah hukum
ketiganya yang masyhur tentang gerak (menegaskan bahwa pada tiap aksi, misalnya
kekuatan fisik, terdapat reaksi yang sama dengan yang bertentangan) serta yang
paling termasyhur penemuannya tentang kaidah ilmiah hukum gaya berat universal.
Keempat perangkat hukum ini, jika digabungkan, akan membentuk suatu kesatuan
sistem yang berlaku buat seluruh makro sistem mekanika, mulai dari pergoyangan
pendulum hingga gerak planit-planit dalam orbitnya mengelilingi matahari yang
dapat diawasi dan gerak-geriknya dapat diramalkan. Newton tidak cuma menetapkan
hukum-hukum mekanika, tetapi dia sendiri juga menggunakan alat kalkulus
matematik, dan menunjukkan bahwa rumus-rumus fundamental ini dapat dipergunakan
bagi pemecahan problem.
Hukum Newton dapat dan sudah
dipergunakan dalam skala luas bidang ilmiah serta bidang perancangan pelbagai
peralatan teknis. Dalam masa hidupnya, pemraktekan yang paling dramatis adalah
di bidang astronomi. Di sektor ini pun Newton berdiri paling depan. Tahun 1678
Newton menerbitkan buku karyanya yang masyhur Prinsip-prinsip matematika
mengenai filsafat alamiah (biasanya diringkas Principia saja). Dalam buku itu
Newton mengemukakan teorinya tentang hukum gaya berat dan tentang hukum gerak.
Dia menunjukkan bagaimana hukum-hukum itu dapat dipergunakan untuk memperkirakan
secara tepat gerakan-gerakan planit-planit seputar sang matahari. Persoalan
utama gerak-gerik astronomi adalah bagaimana memperkirakan posisi yang tepat
dan gerakan bintang-kemintang serta planit-planit, dengan demikian terpecahkan
sepenuhnya oleh Newton hanya dengan sekali sambar. Atas karya-karyanya itu
Newton sering dianggap seorang astronom terbesar dari semua yang terbesar.
Apa penilaian kita terhadap
arti penting keilmiahan Newton? Apabila kita buka-buka indeks ensiklopedia ilmu
pengetahuan, kita akan jumpai ihwal menyangkut Newton beserta hukum-hukum dan
penemuan-penemuannya dua atau tiga kali lebih banyak jumlahnya dibanding ihwal
ilmuwan yang manapun juga. Kata cendikiawan besar Leibniz yang sama sekali
tidak dekat dengan Newton bahkan pernah terlibat dalam suatu pertengkaran
sengit: "Dari semua hal yang menyangkut matematika dari mulai dunia
berkembang hingga adanya Newton, orang itulah yang memberikan sumbangan
terbaik." Juga pujian diberikan oleh sarjana besar Perancis, Laplace:
"Buku Principia Newton berada jauh di atas semua produk manusia genius
yang ada di dunia." Dan Langrange sering menyatakan bahwa Newton adalah
genius terbesar yang pernah hidup. Sedangkan Ernst Mach dalam tulisannya di
tahun 1901 berkata, "Semua masalah matematika yang sudah terpecahkan sejak
masa hidupnya merupakan dasar perkembangan mekanika berdasar atas hukum-hukum
Newton." Ini mungkin merupakan penemuan besar Newton yang paling ruwet:
dia menemukan wadah pemisahan antara fakta dan hukum, mampu melukiskan beberapa
keajaiban namun tidak banyak menolong untuk melakukan dugaan-dugaan; dia
mewariskan kepada kita rangkaian kesatuan hukum-hukum yang mampu dipergunakan
buat permasalahan fisika dalam ruang lingkup rahasia yang teramat luas dan
mengandung kemungkinan untuk melakukan dugaan-dugaan yang tepat.
Dalam uraian yang begini
ringkas, adalah mustahil membeberkan secara terperinci penemuan-penemuan
Newton. Akibatnya, banyak karya-karya yang agak kurang tenar terpaksa harus
disisihkan biarpun punya makna penting di segi penemuan dalam bidang masalahnya
sendiri. Newton juga memberi sumbangsih besar di bidang thermodinamika
(penyelidikan tentang panas) dan di bidang akustik (ilmu tentang suara). Dan
dia pulalah yang menyuguhkan penjelasan yang jernih bagai kristal prinsip-prinsip
fisika tentang "pengawetan" jumlah gerak agar tidak terbuang serta
"pengawetan" jumlah gerak sesuatu yang bersudut. Antrian penemuan ini
kalau mau bisa diperpanjang lagi: Newtonlah orang yang menemukan dalil binomial
dalam matematika yang amat logis dan dapat dipertanggungjawabkan. Mau tambah
lagi? Dia juga, tak lain tak bukan, orang pertama yang mengutarakan secara
meyakinkan ihwal asal mula bintang-bintang.
Nah, sekarang soalnya
begini: taruhlah Newton itu ilmuwan yang paling jempol dari semua ilmuwan yang
pernah hidup di bumi. Paling kemilau bagaikan batu zamrud di tengah tumpukan
batu kali. Taruhlah begitu. Tetapi, bisa saja ada orang yang mempertanyakan
alasan apa menempatkan Newton di atas pentolan politikus raksasa seperti
Alexander Yang Agung atau George Wasington, serta disebut duluan ketimbang
tokoh-tokoh agama besar seperti Nabi Isa atau Budha Gautama. Kenapa mesti
begitu?
Pertimbangan saya begini.
Memang betul perubahan-perubahan politik itu penting kalau tidak teramat
penting. Walau begitu, bagaimanapun juga pada umumnya manusia sebagaian
terbesar hidup nyaris tak banyak beda antara mereka di jaman lima ratus tahun
sesudah Alexander wafat dengan mereka di jaman lima ratus sebelum Alexander
muncul dari rahim ibunya. Dengan kata lain, cara manusia hidup di tahun 1500
sesudah Masehi boleh dibilang serupa dengan cara hidup buyut bin buyut bin
buyut mereka di tahun 1500 sebelum Masehi. Sekarang, tengoklah dari sudut
perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam lima abad terakhir, berkat penemuan-penemuan
ilmiah modern, cara hidup manusia sehari-hari sudah mengalami revolusi besar.
Cara berbusana beda, cara makan beda, cara kerja dan ragamnya beda. Bahkan,
cara hidup santai berleha-leha pun sama sekali tidak mirip dengan apa yang
diperbuat orang jaman tahun 1500 sesudah Masehi. Penemuan ilmiah bukan saja
sudah merevolusionerkan teknologi dan ekonomi, tetapi juga sudah mengubah total
segi politik, pemikiran keagamaan, seni dan falsafah. Sangat langkalah aspek
kehidupan manusia yang tetap "jongkok di tempat" tak beringsut
sejengkal pun dengan adanya revolusi ilmiah. Alasan ini --sekali lagi alasan
ini-- yang jadi sebab mengapa begitu banyak ilmuwan dan penemu gagasan baru
tercantum di dalam daftar buku ini. Newton bukan semata yang paling cerdas otak
diantara barisan cerdas otak, tetapi sekaligus dia tokoh yang paling
berpengaruh di dalam perkembangan teori ilmu. Itu sebabnya dia peroleh
kehormatan untuk didudukkan dalam urutan hampir teratas dari sekian banyak
manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Newton menghembuskan
nafas penghabisan tahun 1727, dikebumikan di Westminster Abbey, ilmuwan pertama
yang memperoleh penghormatan macam itu.
3. Nabi Isa (6 SM - 30 M)
Banyak orang yang
bertanya-tanya, mengapa tidak Nabi Isa yang menempati urutan teratas ? Sebab tidak
bisa dipungkiri pengaruh Nabi Isa terhadap sejarah kemanusiaan begitu masih
jelas.
Akan halnya kekristenan, tak
adalah kiranya masalahnya. Dalam perjalanan sang waktu tak syak lagi agama ini
sudah peroleh pemeluk lebih besar dari agama lain yang mana pun juga. Perlu
ditegaskan bukanlah perihal pengaruh dari pelbagai agama yang menjadi titik perhitungan
di buku ini, melainkan ihwal yang menyangkut pengaruh perorangan. Tidaklah
seperti Agama Islam, Agama Nasrani didirikan bukan oleh seorang melainkan dua
-- Isa dan St. Paul-- karena itu pengakuan jasa-jasa atas perkembangan agama
itu harus dibagi sama antara kedua tokoh itu.
Nabi Isa meletakkan
dasar-dasar pokok gagasan etika kekristenan termasuk pandangan spiritual serta
ide pokok mengenai tingkah laku.manusia. Sedangkan teologi Kristen dikelola
dasar-dasarnya oleh St. Paul. Isa mempersembahkan pesan-pesan spiritual
sedangkan St. Paul menambahkannya ke dalam bentuk pemujaan terhadap Isa. Lebih
dari itu, St. Paul merupakan penulis bagian-bagian penting Perjanjian Baru dan
merupakan penganjur pertama orang-orang agar memeluk Agama Nasrani pada abad
pertama lahirnya agama itu.
Isa terhitung berusia muda
tatkala "wafat" (lain halnya dengan Buddha atau Muhammad), dan yang
ditinggalkannya hanya sejumlah terbatas pengikut. Tatkala Isa mangkat,
pengikutnya cuma terdiri dari sejumlah kecil sekte Yahudi. Baru lewat
tulisan-tulisan St. Paul dan kegigihan khotbahnya yang tak kenal lelah, sekte
kecil itu dirubah menjadi kekuatan dinamis dan merupakan gerakan yang lebih
besar, baik terdiri dari orang Yahudi maupun bukan. Dari situlah-akhirnya-
tumbuh menjadi salah satu agama besar dunia.
Akibat hal-hal itu sementara
orang beranggapan St. Paul -lah dan bukan Isa yang lebih layak dipandang
sebagai pendiri Agama Nasrani, karena itu tempatnya dalam daftar urutan buku
ini mesti lebih tinggi ketimbang Isa! Biarpun sulit dibayangkan apa wujud
kekristenan tanpa St. Paul, tapi sebaliknya juga amatlah jelas: tanpa Nabi Isa,
Agama Nasrani tak akan pernah ada samasekali.
Sebaliknya, tampak tak
beralasan menganggap Isa bertanggung jawab terhadap semua keadaan seperti
penilaian gereja-gereja Kristen serta pribadi-pribadi pemeluk Agama Nasrani
kemudian, khusus sejak Isa sendiri tidak setuju dengan sikap-sikap seperti itu.
Di antara mereka -misalnya perang agama antar mazhab-mazhab Nasrani,
penyembelihan kejam dan pemburuan terhadap orang Yahudi- merupakan kontradiksi
dengan sikap dan ajaran Isa. Rasanya tak beralasan menganggap bahwa perbuatan
itu disetujui oleh Isa.
Di samping itu walau ilmu
pengetahuan modern pertama kali tumbuh di negeri-negeri pemeluk Nasrani di
Eropa Barat tapi rasanya tidak kena kalau hal itu dianggap sebagai tanggung
jawab Isa. Dengan sendirinya tak seorang pun di antara para pemuka pemeluk
Kristen menafsirkan ajaran Isa sebagai suatu seruan untuk melakukan
penyelidikan ilmiah terhadap dunia dalam arti fisik. Yang terjadi justru
sebaliknya: berbondong-bondongnya masyarakat Romawi memeluk Agama Nasrani
mengakibatkan merosotnya baik dasar umum teknologi maupun tingkat umum minat
terhadap ilmu pengetahuan.
Bahwa ilmu pengetahuan
kebetulan tumbuh di Eropa sebenarnya suatu petunjuk adanya kultur yang
diwariskan turun-temurun yang selaras dengan jalan pikiran ilmiah. Ini
samasekali tak ada sangkut-pautnya dengan ajaran-ajaran Isa tapi berkat
pengaruh rasionalisme Yunani yang jelas tercermin dalam karya-karya Aristoteles
dan Euclid. Adalah perlu dicatat timbulnya ilmu pengetahuan modern bukanlah di
masa jaya-jayanya kekuasaan gerejani dan kesucian Kristen melainkan pada saat
mulai menyingsingnya renaissance, saat tatkala Eropa sedang mencoba
memperbaharui warisan sebelum Isa.
Kisah kehidupan Isa jika
dikaitkan dengan Perjanjian Baru tentulah sudah tidak asing lagi bagi para
pembaca, karena itu bisa membosankan jika dikunyah-kunyah lagi. Tapi, ada juga
segi-segi yang masih layak dicatat. Pertama, sebagian terbesar informasi yang
kita peroleh tentang kehidupan Isa tidak karu-karuan, simpang-siur tak menentu.
Bahkan kita tidak tahu siapa nama aslinya. Besar kemungkinan nama aslinya
Yehoshua, sebuah nama umum orang Yahudi (orang Inggris menyebutnya Yoshua). Dan
tahun kelahirannya pun tidaklah pasti, walaupun tahun 6 sebelum Masehi dapat
dijadikan pegangan.
Bahkan tahun wafatnya pun
yang mestinya diketahui dengan jelas oleh para pengikutnya, juga belum bisa
dipastikan hingga hari ini. Isa sendiri tidak meninggalkan karya tulisan samasekali,
sehingga sebetulnya segala sesuatu mengenai peri kehidupannya berpegang pada
penjelasan Perjanjian Baru.
Malangnya, ajaran-ajaran Isa
bertentangan satu sama lain dalam banyak pokok masalah. Matthew dan Lukas
menyuguhkan versi yang samasekali berbeda mengenai kata-kata akhir yang
diucapkan Isa. Kedua versi ini sepintas lalu tampak berasal dari
kutipan-kutipan langsung dari Perjanjian Lama.
Sesungguhnya bukanlah barang
kebetulan Isa mampu mcngutip dari Perjanjian Lama. Sebab, meskipun Isa pemuka Agama
Nasrani, dia sendiri sebetulnya seorang Yahudi yang taat. Sudah sering sekali
ditunjukkan bahwa Isa dalam banyak hal teramat mirip dengan nabi-nabi kaum dari
Perjanjian Lama dan dia terpengaruh secara mendalam dengan mereka. Seperti
halnya nabi-nabi, Isa memiliki pesona personalitas luar biasa yang meninggalkan
kesan mendalam dan tak terhapuskan begitu bertemu dengannya. Isa seorang yang
mempunyai daya kharisma dalam arti yang sesungguh-sungguhnya .
Berbeda sangat dengan
Muhammad yang menggenggam kekuasaan agama dan politik di satu tangan, Isa tidak
yunya pengaruh politis di masa hidupnya ataupun di abad berikutnya. (Kedua
manusia itu memang punya pengaruh tidak langsung dalam jangka panjang
perkembangan politik). Isa menyebar pengaruh sepenuhnya dalam ruang lingkup
etika dan merupakan seorang pemimpin spiritual.
Apabila peninggalan Isa
semata-rnata dalam kwalitas selaku pemuka spirituaI, tentu saja tepat jika
orang mempertanyakan sampai sejauh mana gagasan spiritualnya mempengaruhi
dunia. Salah satu sentral ajaran Isa tentu saja Golden Rule-nya. Kini, Golden
Rule-nya itu sudah diterima oleh banyak orang, apakah dia itu Nasrani atau
bukan sebagai patokan tingkah laku moral. Kita bisa saja berbuat tidak selalu
atas dasar patokan itu, tetapi sedikitnya kita mencoba menyelusuri relnya. Jika
Isa benar merupakan perumus pertama dari patokan dan petunjuk yang sudah
diterima sebagai hampir prinsip yang universal, bisa dipastikan dia layak
didudukkan pada urutan pertama daftar ini.
Tapi, fakta menunjukkan yang
namanya, Golden Rule itu sebenarnya sudah menjadi patokan yang jadi pegangan
Yudaisme, jauh sebetum Isa lahir. Pendeta Hillel, pemuka Yahudi yang hidup satu
abad sebelum Masehi secara terang-terangan mengatakan bahwa Golden Rule itu
adalah patokan utama Yudaisme.
Hal ini bukan saja diketahui
oleh dunia Barat melainkan juga Timur. Filosof Cina Kong Hu-Cu telah
mengusulkan konsepsi ini pada tahun 500 sebelum Masehi. Juga kata-kata seperti
itu terdapat di dalam Mahabharata, kumpulan puisi Hindu purba. Jadi, kenyataan
menunjukkan bahwa filosofi yang terkandung di dalam The Golden Rule diterima
oleh hampir tiap kelompok agama besar.
Apakah ini berarti Isa tak
punya gagasan etik yang orisinil? Bukan begitu! Pandangan yang bermutu tinggi
dan terang benderang di persembahkan dalam Matthew 5:43-44:
Kamu dengar apa yang
dikatakan bahwa kamu harus mencintai tetanggamu dan membenci musuhmu. Tapi
kukatakan padamu, kasihanilah mereka yang telah mengutukmu, berbuat baiklah
kepada mereka yang membencimu, berdoalah buat mereka yang menaruh dendam
kepadamu dan menganiayamu.
Dan kalimat sebelumnya
berbunyi " ... janganlah melawan kejahatan. Jika mereka tampar pipi
kananmu, berikan pipi kirimu juga."
Kini, pendapat ini bukan
merupakan bagian dari Yudaisme di masa Isa dan bukan pula jadi bagian pegangan
Agama-agama lain. Sudah dapat dipastikan merupakan yang pernah terdengar.
Apabila ide ini dianut secara meluas, saya tidak ragu maupun bimbang sedikit
pun menempatkan Yesus dalam urutan pertama dalam daftar.
Tapi, kenyataan menunjukkan
anutan ide itu tidaklah meluas benar. Malahan, umumnya takkan bisa diterima.
Sebagian besar pemeluk Nasrani rnenganggap perintah "Cintailah
musuhmu" hanyalah bisa direalisir dalam dunia sempurna, tapi tidak bisa
jalan selaku penuntun tingkah laku di dunia tempat kita semua hidup sekarang
ini. Umumnya ajaran itu tidak dilaksanakan, dan pula tidak mengharapkan orang
lain melakukannya. Kepada anak-anak pun kita tidak memberi ajaran begitu.
Ajaran Isa yang paling nyata adalah tetap merupakan semacam ajaran yang
bersifat kelompok dan secara mendasar tak liwat anjuran yang teruji lebih dulu.
4. BUDDHA (563 SM - 483 SM)
Lalu diurutan ke-4 adalah
Buddha yang lebih dikenal dengan nama aslinya pangeran Siddharta Gautama,
pendiri agama Buddha, salah satu agama terbesar didunia. Agaknya logis jika
diawal-awal urutan ini adalah para pendiri agama, karena semua manusia didunia
pada umumnya adalah beragama, namun ada juga yang atheis (tidak percaya kepada
agama apapun).
Siddhartha sendiri (marga
Gautama dari suku Sakya) konon lahir di Lumbini yang kini termasuk wilayah
negara Nepal. Gautama hidup didalam istana mewah, namun dia tidak betah hidup
dalam kemewahan, dan selalu merasakan tidak puas. Dari jendela istana yang
gemerlapan dia menjenguk ke luar dan tampak olehnya orang-orang miskin terkapar
di jalan-jalan, makan pagi sore tidak, atau tidak mampu makan sama sekali. Hari
demi hari mengejar kebutuhan hidup yang tak kunjung terjangkau bagai seikat
gandum di gantung di moncong keledai. Tarolah itu yang gembel. Sedangkan yang
berpunya pun sering kehinggapan rasa tak puas, waswas gelisah, kecewa dan
murung karena dihantui serba penyakit yang setiap waktu menyeretnya ke liang
lahat. Siddhartha berpikir, keadaan ini mesti dirobah. Mesti terwujud makna
hidup dalam arti kata yang sesungguhnya, dan bukan sekedar kesenangan yang
bersifat sementara yang senantiasa dibayangi dengan penderitaan dan kematian.
Tatkala berumur dua puluh
sembilan tahun, tak lama sesudah putra pertamanya lahir, Gautama mengambil
keputusan dia mesti meninggalkan kehidupan istananya dan mengharnbakan diri
kepada upaya mencari kebenaran sejati yang bukan sepuhan. Berpikir bukan
sekedar berpikir, melainkan bertindak. Dengan lenggang kangkung dia tinggalkan
istana, tanpa membawa serta anak-bini, tanpa membawa barang dan harta apa pun,
dan menjadi gelandangan dengan tidak sepeser pun di kantong. Langkah pertama,
untuk sementara waktu, dia menuntut ilmu dari orang-orang bijak yang ada saat
itu dan sesudah merasa cukup mengantongi ilmu pengetahuan, dia sampai pada
tingkat kesimpulan pemecahan masalah ketidakpuasan manusia.
Umum beranggapan, bertapa
itu jalan menuju kearifan sejati. Atas dasar anggapan itu Gautama mencoba
menjadi seorang pertapa, bertahun-tahun puasa serta menahan nafsu
sehebat-hebatnya. Akhirnya dia sadar laku menyiksa diri ujung-ujungnya cuma
mengaburkan pikiran, dan bukannya malah menuntun lebih dekat kepada kebenaran
sejati. Pikir punya pikir, dia putuskan mendingan makan saja seperti layaknya
manusia normal dan stop bertapa segala macam karena perbuatan itu bukan saja
tidak ada gunanya melainkan bisa bikin badan kerempeng, loyo, mata kunang-kunang,
ngantuk, linu, bahkan juga mendekati bego.
Dalam kesendirian yang
tenang tenteram dia bergumul dengan perikehidupan problem manusiawi. Akhirnya
pada suatu malam, ketika dia sedang duduk di bawah sebuah pohon berdaun lebar
dan berbuahkan semacarn bentuk buah pir yang sarat biji segala macam, maka
berdatanganlah teka-teki masalah hidup seakan berjatuhan menimpanya. Semalam
suntuk Siddhartha merenung dalam-dalam dan ketika mentari merekah di ufuk timur
dia tersentak dan berbarengan yakin bahwa terpecahkan sudah persoalan yang
rumit dan dia pun mulai saat itu menyebut dirinya Buddha "orang yang
diberi penerangan."
Pada saat itu umurnya
menginjak tiga puluh lima tahun. Sisa umurnya yang empat puluh lima tahun
dipergunakannya berkelana sepanjang India bagian utara, menyebarkan filosofi
barunya di depan khalayak siapa saja yang sudi mendengarkan. Saat dia wafat,
tahun 483 sebelum Masehi, sudah ratusan ribu pemeluk ajarannya. Meskipun
ucapan-ucapannya masih belum ditulis orang tapi petuah-petuahnya dihafal oleh
banyak pengikutnya di luar kepala, diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya lewat mulut semata.
Pokok ajaran Buddha dapat
diringkas di dalam apa yang menurut istilah penganutnya "Empat kebajikan
kebenaran:" pertama, kehidupan manusia itu pada dasarnya tidak bahagia;
kedua, sebab-musabab ketidakbahagiaan ini adalah memikirkan kepentingan diri
sendiri serta terbelenggu oleh nafsu; ketiga, pemikiran kepentingan diri
sendiri dan nafsu dapat ditekan habis bilamana segala nafsu dan hasrat dapat
ditiadakan, dalam ajaran Buddha disebut nirvana; keempat, menimbang benar,
berpikir benar, berbicara benar, berbuat benar, cari nafkah benar, berusaha
benar, mengingat benar, meditasi benar. Dapat ditarnbahkan Agama Buddha itu
terbuka buat siapa saja, tak peduli dari ras apa pun dia, (ini yang
membedakannya dengan Agama Hindu).
Beberapa saat sesudah
Gautama wafat agama baru ini merambat pelan. Pada abad ke-3 sebelum Masehi,
seorang kaisar India yang besar kuasa bernama Asoka menjadi pemeluk Agama
Buddha. Berkat dukungannya, penyebaran Agama Buddha melesat deras, bukan saja
di India tapi juga di Birma. Dari sini agarna itu menjalar ke seluruh Asia
Tenggara, ke Malaysia dan Indonesia.
Angin penyebaran pengaruh
itu bukan cuma bertiup ke selatan melainkan juga ke utara, menerobos masuk
Tibet, ke Afghanistan dan Asia Tengah. Tidak sampai situ. Dia mengambah Cina
dan merenggut pengaruh yang bukan buatan besarnya dan dari sana menyeberang ke
Jepang dan Korea.
Sedangkan di India sendiri
agama baru itu mulai menurun pengaruhnya sesudah sekitar tahun 500 Masehi
malahan nyaris punah di tahun 1200. Sebaliknya di Cina dan di Jepang, Agama
Buddha tetap bertahan sebagai agama pokok. Begitu pula di Tibet dan Asia
Tenggara agama itu mengalami masa jayanya berabad-abad.
Ajaran-ajaran Buddha tidak
tertulis hingga berabad-abad sesudah wafatnya Gautama. Karena itu mudahlah
dimaklumi mengapa Agama itu terpecah-pecah ke dalam pelbagai sekte. Dua cabang
besar Agama Buddha adalah cabang Theravada-pengaruhnya terutama di Asia Tenggara
dan menurut anggapan sebagian besar sarjana-sarjana Barat cabang inilah yang
paling mendekati ajaran-ajaran Buddha yang asli-. Cabang lainnya adalah
Mahayana, bobot pengaruhnya terletak di Tibet, Cina dan juga di Asia Tenggara
secara umum.
Buddha, selaku pendiri salah
satu agama terbesar di dunia, jelas layak menduduki urutan tingkat hampir
teratas dalam daftar buku ini. Karena jumlah pemeluk Agama Buddha tinggal 200
juta dibanding dengan pemeluk Agama Islam yang 500 juta banyaknya dan satu
milyar pemeluk Agama Nasrani, dengan sendirinya pengaruh Buddha lebih kecil
ketimbang Muhammad atau Isa. Akan tetapi, beda jumlah penganut -jika dijadikan
ukuran yang keliwat ketat- bisa juga menyesatkan. Misalnya, matinya atau
merosotnya Agama Buddha di India bukan merosot sembarang merosot melainkan
karena Agama Hindu sudah menyerap banyak ajaran dan prinsip-prinsip Buddha ke
dalam tubuhnya. Di Cina pun, sejumlah besar penduduk yang tidak lagi
terang-terangan menyebut dirinya penganut Buddha dalam praktek kehidupan sehari-hari
sebenarnya amat di pengaruhi oleh filosofi agama.
Agama Buddha, jauh
mengungguli baik Islam maupun Nasrani, punya anasir pacifis yang amat menonjol.
Pandangan yang berpangkal pada tanpa kekerasan ini memainkan peranan penting
dalam sejarah politik negara-negara berpenganut Buddha.
Banyak orang bilang bila
suatu saat kelak Isa turun kembali ke bumi dia akan melongo kaget melihat
segala apa yang dilakukan orang atas namanya, dan akan cemas atas pertumpahan
darah yang terjadi dalam pertentangan antar sekte yang saling berbeda pendapat
yang sama-sama mengaku jadi pengikutnya. Begitu juga akan terjadi pada diri
Buddha. Dia tak bisa tidak akan ternganga-nganga menyaksikan begitu banyaknya
sekte-sekte Agama Buddha yang bertumbuhan di mana-mana, saling berbeda satu
sama lain walau semuanya mengaku pemeluk Buddha. Narnun, bagaimanapun
semrawutnya sekte-sekte yang saling berbeda itu tidaklah sarnpai menimbulkan
perang agama berdarah seperti terjadi di dunia Kristen Eropa. Dalam hubungan
ini, paling sedikit berarti ajaran Buddha tampak jauh mendalam dihayati oleh
pemeluknya ketimbang ajaran-ajaran Isa dalarn kaitan yang sama.
Buddha dan Kong Hu-Cu
kira-kira punya pengaruh setaraf terhadap dunia. Keduanya hidup di kurun waktu
yang hampir bersamaan, dan jumlah pengikutnya pun tak jauh beda. Pilihan saya
menempatkan nama Buddha lebih dulu daripada Kong Hu-Cu dalam urutan disandarkan
atas dua pertimbangan: pertama, perkembangan Komunisme di Cina nyaris menyapu
habis pengaruh Kong Hu -Cu, sedangkan tampaknya masa depan Buddha masih lebih
banyak celah dan pengaruh ketimbang dalam Kong Hu-Cu; kedua, kegagalan ajaran
Kong Hu-Cu menyebar luas ke luar batas Cina menunjukkan betapa erat taut
bertautnya ajaran Kong Hu-Cu dengan sikap dan tata cara jaman Cina lama.
Sebaliknya, ajaran Buddha tak ada mengandung pernyataan ulangan atau
mengunyah-ngunyah filosofi India terdahulu, dan Agama Buddha menyebar melangkah
batas pekarangan negerinya -India- bersandarkan gagasan tulen Gautama serta
jangkauan luas filosofinya.
5. KONG HU-CU (551 SM - 479 SM)
Tak salah lagi, Kong Hu-Cu
seorang filosof besar Cina. Dan tak salah lagi, dialah orang pertama pengembang
sistem memadukan alam pikiran dan kepercayaan orang Cina yang paling mendasar.
Filosofinya menyangkut moralitas orang perorang dan konsepsi suatu pemerintahan
tentang cara-cara melayani rakyat dan memerintahnya liwat tingkah laku teladan-
telah menyerap jadi darah daging kehidupan dan kebudayaan orang Cina selama
lebih dari dua ribu tahun. Lebih dari itu, juga berpengaruh terhadap sebahagian
penduduk dunia lain.
Lahir sekitar tahun 551 SM
di kota kecil Lu, kini masuk wilayah propinsi Shantung di timur laut daratan
Cina. Dalam usia muda ditinggal mati ayah, membuatnya hidup sengsara di samping
ibunya. Waktu berangkat dewasa dia jadi pegawai negeri kelas teri tapi sesudah
selang beberapa tahun dia memutuskan mendingan copot diri saja. Sepanjang enam
belas tahun berikutnya Kong Hu-Cu jadi guru, sedikit demi sedikit mencari
pengaruh dan pengikut anutan filosofinya. Menginjak umur lima puluh tahun
bintangnya mulai bersinar karena dia dapat kedudukan tinggi di pemerintahan
kota Lu.
Sang nasib baik rupanya
tidak selamanya ramah karena orang-orang yang dengki dengan ulah ini dan ulah
itu menyeretnya ke pengadilan sehingga bukan saja berhasil mencopotnya dari
kursi jabatan tapi juga membuatnya meninggalkan kota. Tak kurang dari tiga
belas tahun lamanya Kong Hu-Cu berkelana ke mana kaki melangkah, jadi guru
keliling, baru pulang kerumah asal lima tahun sebelum wafatnya tahun 479 SM.
Kong Hu-Cu kerap dianggap
selaku pendiri sebuah agama; anggapan ini tentu saja meleset. Dia jarang sekali
mengkaitkan ajarannya dengan keTuhanan, menolak perbincangan alam akhirat, dan
mengelak tegas setiap omongan yang berhubungan dengan soal-soal metaflsika. Dia
-tak lebih dan tak kurang- seorang filosof sekuler, cuma berurusan dengan
masalah-masalah moral politik dan pribadi serta tingkah laku akhlak.
Ada dua nilai yang teramat
penting, kata Kong Hu-Cu, yaitu "Yen" dan "Li:" "Yen"
sering diterjemahkan dengan kata "Cinta," tapi sebetulnya lebih kena
diartikan "Keramah-tamahan dalam hubungan dengan seseorang."
"Li" dilukiskan sebagai gabungan antara tingkah laku, ibadah, adat
kebiasaan, tatakrama dan sopan santun.
Pemujaan terhadap leluhur,
dasar bin dasarnya kepercayaan orang Cina bahkan sebelum lahirnya Kong Hu-Cu,
lebih diteguhkan lagi dengan titik berat kesetiaan kepada sanak keluarga dan
penghormatan terhadap orang tua. Ajaran Kong Hu-Cu juga menggaris bawahi arti
penting kemestian seorang istri menaruh hormat dan taat kepada suami serta
kemestian serupa dari seorang warga kepada pemerintahannya. Ini agak berbeda
dengan cerita-cerita rakyat Cina yang senantiasa menentang tiap bentuk tirani.
Kong Hu-Cu yakin, adanya negara itu tak lain untuk melayani kepentingan rakyat,
bukan terputar balik. Tak jemu-jemunya Kong Hu-Cu menekankan bahwa penguasa
mesti memerintah pertama-tama berlandaskan beri contoh teladan yang moralis dan
bukannya lewat main keras dan kemplang. Dan salah satu hukum ajarannya sedikit
mirip dengan "Golden Rule" nya Nasrani yang berbunyi "Apa yang
kamu tidak suka orang lain berbuat terhadap dirimu, jangan lakukan."
Pokok pandangan utama Kong
Hu-Cu dasarnya teramat konservatif. Menurut hematnya, jaman keemasan sudah
lampau, dan dia menghimbau baik penguasa maupun rakyat supaya kembali asal,
berpegang pada ukuran moral yang genah, tidak ngelantur. Kenyataan yang ada
bukanlah perkara yang mudah dihadapi. Keinginan Kong Hu-Cu agar cara memerintah
bukan main bentak, melainkan lewat tunjukkan suri teladan yang baik tidak
begitu lancar pada awal-awal jamannya. Karena itu, Kong Hu-Cu lebih mendekati
seorang pembaharu, seorang inovator ketimbang apa yang sesungguhnya jadi
idamannya.
Kong Hu-Cu hidup di jaman dinasti
Chou, masa menyuburnya kehidupan intelektual di Cina, sedangkan penguasa saat
itu tidak menggubris sama sekali petuah-petuahnya. Baru sesudah dia wafatlah
ajaran-ajarannya menyebar luas ke seluruh pojok Cina.
Berbetulan dengan munculnya
dinasti Ch'in tahun 221 SM, mengalami masa yang amat suram. Kaisar Shih Huang
Ti, kaisar pertama dinasti Ch'ing bertekat bulat membabat habis penganut Kong
Hu-Cu dan memenggal mata rantai yang menghubungi masa lampau. Dikeluarkannya
perintah harian menggencet lumat ajaran-ajaran Kong Hu-Cu dan menggerakkan baik
spion maupun tukang pukul dan pengacau profesional untuk melakukan
penggeledahan besar-besaran, merampas semua buku yang memuat ajaran Kong Hu-Cu
dan dicemplungkan ke dalam api unggun sampai hancur jadi abu. Kebejatan
berencana ini rupanya tidak juga mempan. Tatkala dinasti Ch'ing mendekati saat
ambruknya, penganut-penganut Kong Hu-Cu bangkit kembali bara semangatnya dan
mengobarkan lagi doktrin Kong Hu-Cu. Di masa dinasti berikutnya (dinasti Han
tahun 206 SM - 220 M). Confucianisme menjadi filsafat resmi negara Cina.
Mulai dari masa dinasti Han,
kaisar-kaisar Cina setingkat demi setingkat mengembangkan sistem seleksi bagi
mereka yang ingin jadi pegawai negeri dengan jalan menempuh ujian agar yang
jadi pegawai negeri jangan orang serampangan melainkan punya standar kualitas
baik ketrampilan maupun moralnya. Lama-lama seleksi makin terarah dan berbobot:
mencantumkan mata ujian filosofi dasar Kong Hu-Cu. Berhubung jadi pegawal
negeri itu merupakan jenjang tangga menuju kesejahteraan material dan
keterangkatan status sosial, harap dimaklumi apabila di antara para peminat
terjadi pertarungan sengit berebut tempat. Akibat berikutnya, ber
generasi-generasi pentolan-pentolan intelektual Cina dalam jumlah besar-besaran
menekuni sampai mata berkunang-kunang khazanah tulisan-tulisan klasik Khong
Hu-Cu. Dan, selama berabad-abad seluruh pegawai negeri Cina terdiri dari
orang-orang pandangannya berpijak pada filosofi Kong Hu-Cu. Sistem ini (dengan
hanya sedikit selingan) berlangsung hampir selama dua ribu tahun, mulai tahun
100 SM sampai 1900 M.
Tapi, Confucianisme bukanlah
semata filsafat resmi pemerintahan Cina, tapi juga diterima dan dihayati oleh
sebagian terbesar orang Cina, berpengaruh sampai ke dasar-dasar kalbu mereka,
menjadi pandu arah berfikir selama jangka waktu lebih dari dua ribu tahun.
Ada beberapa sebab mengapa
Confucianisme punya pengaruh yang begitu dahsyat pada orang Cina. Pertama,
kejujuran dan kepolosan Kong Hu-Cu tak perlu diragukan lagi. Kedua, dia seorang
yang moderat dan praktis serta tak minta keliwat banyak hal-hal yang memang tak
sanggup dilaksanakan orang. Jika Kong Hu-Cu kepingin seseorang jadi terhormat,
orang itu tidak usah bersusah payah menjadi orang suci terlebih dahulu. Dalam
hal ini, seperti dalam hal ajaran-ajarannya yang lain, dia mencerminkan dan
sekaligus menterjemahkan watak praktis orang Cina. Segi inilah kemungkinan yang
menjadi faktor terpokok kesuksesan ajaran-ajaran Kong Hu-Cu. Kong Hu-Cu
tidaklah meminta keliwat banyak. Misalnya dia tidak minta orang Cina menukar
dasar-dasar kepercayaan lamanya. Malah kebalikannya, Kong Hu-Cu ikut menunjang
dengan bahasa yang jelas bersih agar mereka tidak perlu beringsut. Tampaknya,
tidak ada seorang filosof mana pun di dunia yang begitu dekat bersentuhan dalam
hal pandangan-pandangan yang mendasar dengan penduduk seperti halnya Kong
Hu-Cu.
Confucianisme yang
menekankan rangkaian kewajiban-kewajiban yang ditujukan kepada pribadi-pribadi
ketimbang menonjolkan hak-haknya -rasanya sukar dicerna dan kurang menarik bagi
ukuran dunia Barat. Sebagai filosofi kenegaraan tampak luar biasa efektif.
Diukur dari sudut kemampuan memelihara kerukunan dan kesejahteraan dalam negeri
Cina dalam jangka waktu tak kurang dari dua ribu tahun, jelaslah dapat
disejajarkan dengan bentuk-bentuk pemerintahan terbaik di dunia.
Gagasan filosofi Kong Hu-Cu
yang berakar dari kultur Cina, tidaklah berpengaruh banyak di luar wilayah Asia
Timur. Di Korea dan Jepang memang kentara pengaruhnya dan ini disebabkan kedua
negeri itu memang sangat dipengaruhi oleh kultur Cina.
Saat ini Confucianisme
berada dalam keadaan guram di Cina. Masalahnya, pemerintah Komunis berusaha
sekuat tenaga agar kaitan alam pikiran penduduk dengan masa lampau terputus
samasekali. Dengan gigih dan sistematik Confucianisme digempur habis sehingga
besar kemungkinan suatu saat yang tidak begitu jauh Confucianisme lenyap dari
bumi Cina. Tapi karena di masa lampau, akar tunggang Confilcianisme begitu
dalam menghunjam di bumi Cina, bukan mustahil -entah seratus atau seratus lima
puluh lahun yang akan datang - beberapa filosof Cina sanggup mengawinkan dua
gagasan besar: Confucianisme dan ajaran ajaran Mao Tse-Tung.
Selanjutnya dibagian kedua. Cekidot !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar