100 Orang Paling Berpengaruh Didunia Berdasarkan Buku Michael H. Hart Bagian 2 : 6-10
6. ST. PAUL (4 M - 64 M)
"Rasul" Paul,
sejaman tapi lebih muda sedikit dari Nabi Isa, tak syak lagi penyebar Agama
Nasrani yang paling terkemuka. Pengaruhnya dalam teologi Kristen jelas
menunjukkan yang paling mantap, paling berjangkau jauh dibanding semua penulis
dan pemikir Kristen lainnya.
Paul, juga terkenal dengan
panggilan Saul, dilahirkan di Tarsus, sebuah kota di Cilicia (kini Turki),
beberapa tahun sebelum tiba era Kristen. Biarpun seorang warga Romawi, dia
lahir sebagai Yahudi, pendalam bahasa Ibrani di masa muda dan memperoleh
pendidikan mendalam perihal ke-Yahudian, dia juga belajar dagang dan bikin
kemah. Selaku pria remaja dia berangkat ke Darussalam bekerja di bawah
bimbingan pendeta Gamaliel, seorang guru Yahudi kenamaan. Walaupun Paul dan Isa
berbarengan ada di Darussalam saat itu, tapi amat diragukan keduanya pernah
bertemu muka.
Sesudah "mangkat"-nya
Isa, orang-orang Kristen dianggap selaku pembangkang dan karenanya digasak
habis-habisan. Mula-mula Paul ikut menghantam, tapi dalam perjalanan menuju
Damsyik di matanya seakan terbayang Isa berbicara dengannya dan segera Paul masuk
Nasrani. Ini merupakan titik balik penting dalam kehidupan pribadinya. Jika
dulunya jadi ]awan dan tukang gebuk orang Kristen, kini dia berubah menjadi
penyebar dan penganjur paling gigih dan paling berpengaruh untuk kepentingan
Agama Nasrani.
Paul menghabiskan sisa
hidupnya dengan menulis dan memperdalam ke-Kristenan. dan meraih banyak pemeluk
berbondong-bondong memasuki Agama Nasrani. Selama kegiatan dakwahnya dia
melakukan perjalanan kian-kemari secara kerap, baik ke Asia Kecil, Yunani,
Suriah dan Palestina. Menghadapi orang-orang Yahudi Paul tidak keliwat sukses,
bahkan lebih sering menimbulkan pertentangan dan dalam banyak peritiwa jiwanya
sering terancam. Khotbah menghadapi orang non-Yahudi, Paul teramatlah
menonjolnya dan peroleh sukses besar sehingga sering dia diberi julukan
"Rasul orang-orang non-Yahudi." Tak seorang pun bisa mengungguli
kehebatan Paul dalam penyebaran Agama Nasrani.
Sesudah menyelesaikan tiga
kali perjalanan panjang menyebar agama di dalam wilayah bagian timur Kekaisaran
Romawi, Paul kembali ke Darussalam. Apa lacur, begitu sampai begitu diamankan,
dan diboyong ke Roma ke depan pengadilan. Sejarah tak begitu jelas mencatat
bagaimana ujung pengadilan itu, bahkan tak jelas pula apakah sejak itu dia
pernah dapat meninggalkan Roma. Akhirnya, diperkirakan tahun 64 M Paul dibunuh
dekat kota Roma.
Pengaruh Paul dalam
perkembangan Agama Nasrani dapat diukur dari tiga hal. Pertama, sukses besarnya
dalam penyebaran agama. Kedua, tulisan-tulisannya yang menyusun bagian-bagian
penting Perjanjian Baru. Ketiga, peranannya dalam hal pengembangan teologi
Kristen.
Dari 27 buku Perjanjian
Baru, tak kurang 14 dihubungkan dengan jasa Paul. Meskipun ilmuwan modern
berpendapat 4 atau 5 buku dari 14 itu ditulis oleh orang lain, namun tak
diragukan lagi bahwa Paullah orang terpenting secara pribadi menulis Perjanjian
Baru.
Pengaruh Paul di bidang
teologi Kristen betul-betul tak terperikan besarnya. Ide-idenya termasuk
hal-hal sebagai berikut: Isa tidak cuma nabi yang mengesankan tapi juga suci.
Isa wafat demi dosa-dosa kita dan penderitaannya dapat membebaskan kita.
Manusia tidak bisa melepaskan diri dari dosa-dosa hanya dengan mencoba
melaksanakan perintah-perintah yang tertera dalam Injil, tapi hanya bisa dengan
jalan menerima Isa sepenuh jiwa. Sebaliknya, apabila manusia menerima dan
percaya Isa, segala dosa-dosanya akan dimaafkan. Paul juga menjelaskan
doktrin-doktrinnya mengenai ihwal dosa (lihat Romans 5: 12:19).
Karena kepatuhan kepada
hukum semata tidak cukup untuk menjamin kebebasan, Paul menegaskan bahwa tak ada
gunanya memeluk Agama Nasrani seraya tetap bersiteguh di soal batasan-batasan
Yahudi apa yang boleh dimakan dan apa yang tidak, serta percuma saja jika masih
mengamalkan aturan-aturan Musa atau masih disunat. Seberapa pemuka-pemuka
Kristen saat itu menentang keras pendapat Paul dalam segi ini. Dan andaikata
sikap mereka ini menyebar luas, sangatlah disangsikan Agama Nasrani bisa
berkembang begitu cepat di seluruh Kekaisaran Romawi.
Paul tak pernah kawin,
walaupun tak ada cara membuktikannya, jelas Paul tak pernah adakan hubungan
kelamin dengan wanita. Pandangannya mengenai seks dan wanita sudah terikat
dengan kitab suci, karena itu membawa pengaruh besar pada sikap-sikapnya di
belakang hari. Dalilnya yang masyhur dalam kaitan ini tercantum dalam (I Corinthians
7:8-9) yang bunyinya: "Kuserukan kepada para lelaki yang tak kawin dan
para janda adalah baik bagi mereka jika mereka mematuhi petuahku dan menyontoh
ihwal diriku. Tapi jika mereka tak bisa bertahan, biarkanlah mereka kawin
karena bagaimanapun kawin itu masih lebih baik daripada dibakar."
Paul juga punya pendirian
yang tegas mengenai status wanita yang layak: "Biarkanlah wanita-wanita
itu belajar apa saja secara diam-diam dan saya tidak merasa risau apabila
mereka juga mengajar ataupun oleh sebab satu dan lain hal menguasai kaum pria,
asal saja secara diam-diam. Soalnya karena Adamlah yang menyebabkan adanya
Hawa." (I Timothy 2: 11-13). Sikap yang lebih tegas dikemukakan pula dalam
I Corinthias 11:7-9. Memang, kalimat-kalimat Paul sudah pernah jadi pendapat
banyak tokoh sejamannya. Yang perlu dicatat adalah Isa sendiri tak pernah
tampil dengan pernyataan-pernyataan serupa itu.
Paul, lebih dari orang-orang
lainnya, bertanggung jawab terhadap peralihan Agama Nasrani dari sekte Yahudi
menjadi agama besar dunia. Ide sentralnya tentang kesucian Isa dan pengakuan
berdasar kepercayaan semata tetap merupakan dasar pemikiran Kristen sepanjang
abad-abad berikutnya.
Belakangan semua teolog
Kristen, termasuk Augustine, Aquinas, Luther dan Calvin, semuanya terpengaruh
oleh tulisan-tulisan Paul. Begitu mendalamnya pengaruh Paul sampai-sampai
banyak sarjana beranggapan Paul-lah yang jadi pendiri Agama Nasrani, dan
bukannya Isa. Tentunya anggapan ini keliwat berlebihan. Biar bagaimana,
taruhlah pengaruh Paul tidak bisa disejajarkan dengan Isa, yang sudah pasti dia
jauh lebih hebat dari pemikir Nasrani yang mana pun juga.
7. TS'AI LUN ± 105 (Cina-Penemu Kertas)
Penemu bahan kertas Ts'ai
Lun besar kemungkinan sebuah nama yang asing kedengaran di kuping pembaca.
Menimbang betapa penting penemuannya, amatlah mengherankan orang-orang Barat
meremehkannya begitu saja. Tidak sedikit ensiklopedia besar tak mencantumkan
namanya barang sepatah pun. Ini sungguh keterlaluan. Ditilik dari sudut arti
penting kegunaan kertas amat langkanya Ts'ai Lun disebut-sebut bisa menimbulkan
sangkaan jangan-jangan Ts'ai Lun sebuah figur tak menentu dan tidak bisa
dipercaya ada atau tidaknya. Tetapi, penyelidikan seksama membuktikan dengan
mutlak jelas bahwa Ts'ai Lun itu benar-benar ada dan bukan sejenis jin dalam
dongeng.
Dia seorang pegawai negeri
pada pengadilan kerajaan yang di tahun 105 M mempersembahkan contoh kertas
kepada Kaisar Ho Ti. Catatan Cina tentang penemuan Ts'ai Lun ini (terdapat
dalam penulisan sejarah resmi dinasti Han) sepenuhnya terus terang dan dapat
dipercaya, tanpa sedikit pun ada bau-bau magi atau dongeng. Orang-orang Cina
senantiasa menghubungkan nama Ts'ai Lun dengan penemu kertas dan namanya
tersohor di seluruh Cina.
Tak banyak yang dapat
diketahui perihal kehidupan Ts'ai Lun, kecuali ada menyebut dia itu orang
kebirian. Tercatat pula kaisar teramat girang dengan penemuan Ts'ai Lun, dan ia
membuatnya naik pangkat, dapat gelar kebangsawanan dan dengan sendirinya jadi
cukong. Tetapi, belakangan dia terlibat dalam komplotan anti istana yang
menyeret ke kejatuhannya. Catatan-catatan Cina menyebut --sesudah dia disepak--
Ts'ai Lun mandi bersih-bersih, mengenakan gaunnya yang terindah, lantas meneguk
racun.
Penggunaan kertas meluas di
seluruh Cina pada abad ke-2, dan dalam beberapa abad saja Cina sudah sanggup
mengekspor kertas ke negara-negara Asia. Lama sekali Cina merahasiakan cara
pembikinan kertas ini. Di tahun 751, apa lacur, beberapa tenaga ahli pembikin
kertas tertawan oleh orang-orang Arab sehingga dalam tempo singkat kertas sudah
diprodusir di Bagdad dan Sarmarkand. Teknik pembikinan kertas menyebar ke
seluruh dunia Arab dan baru di abad ke-12 orang-orang Eropa belajar teknik ini.
Sesudah itulah pemakaian kertas mulai berkembang luas dan sesudah Gutenberg
menemukan mesin cetak modern, kertas menggantikan kedudukan kulit kambing
sebagai sarana tulis-menulis di Barat.
Kini penggunaan kertas
begitu umumnya sehingga tak seorang pun sanggup membayangkan bagaimana bentuk
dunia tanpa kertas. Di Cina sebelum penemuan Ts'ai Lun umumnya buku dibuat dari
bambu. Keruan saja buku macam itu terlampau berat dan kikuk. Memang ada juga
buku yang dibuat dari sutera tetapi harganya amat mahal buat umum. Sedangkan di
Barat --sebelum ada kertas-- buku ditulis di atas kulit kambing atau lembu.
Material ini sebagai pengganti papyrus yang digemari oleh orang-orang Yunani,
Romawi dan Mesir. Baik kulit maupun papyrus bukan saja termasuk barang langka
tetapi juga harga sulit terjangkau.
Sekarang, entah buku entah
barang tulisan lain dapat diprodusir secara murah dan sekaligus dalam jumlah
besar-besaran. Ini semua berkat adanya kertas. Memang, arti penting kertas
tidaklah begitu menonjol tanpa adanya mesin cetak, tetapi sebaliknya mesin
cetak pun tak banyak makna tanpa adanya bahan kertas yang begitu banyak dan
begitu murah.
Pertanyaan yang agak musykil
sekarang: Siapa yang mesti urutan tingkatnya lebih atas antara Ts'ai Lun dan
Gutenberg? Meskipun ruwet juga saya menentukan siapa diantara kedua orang ini
berhubung sama-sama pentingnya, tetapi akhirnya saya ambil putusan tingkat
Ts'ai Lun sedikit lebih tinggi dalam urutan ketimbang Gutenberg. Alasan-alasan
saya begini:
(1) Kertas digunakan banyak sekali semata-mata untuk bahan
tulisan.
(2) Ts'ai Lun mendahului Gutenberg dan Gutenberg mungkin tak
terpikirkan bikin mesin cetak kalau saja kertas tidak diketemukan.
(3)
Andaikata hanya salah satu dari mereka melakukan ciptaan, saya duga tanpa mesin
ciptaan Gutenberg pun buku-buku masih bisa diprodusir lewat sistem cetak blok
(yang sudah lama dikenal orang jauh sebelum Gutenberg) lewat kombinasi kertas
daripada lewat kombinasi dengan kulit domba.
Apakah pada tempatnya
memasukkan baik Ts'ai Lun maupun Gutenberg dalam urutan orang-orang yang paling
berpengaruh di dunia? Untuk menyelami arti penting yang sempurna tentang
penemuan kertas dan mesin cetak, sangatlah perlu memahami perkembangan
kebudayaan Barat dan Cina. Sebelum masuk abad ke-2 M kebudayaan Cina masih
dalam tarap lebih rendah ketimbang kebudayaan Barat. Tetapi pada tahun-tahun
seribuan Masehi, kemajuan-kemajuan Cina sudah melebihi Barat bahkan di abad
ke-7 dan ke-8 kebudayaan Cina dalam banyak segi merupakan kebudayaan termaju di
dunia. Sesudah abad ke-15 M, Barat ngebut meninggalkan Cina di belakang.
Pelbagai penyelesaian kultural mengenai perubahan-perubahan ini telah banyak
dikembangkan, tetapi pelajaran teori tampaknya mengabarkan satu segi penting
yang justru menurut saya sekedar suatu penjelasan yang tersederhana sifatnya.
Potongan bambu dicuci dan
dicelup ke dalam hak air sebagai langkah permulaan persiapan pembikinan kertas.
Tentu saja benar, pertanian
dan tulis-menulis berkembang lebih duIu Timur Tengah ketimbang Cina. Tetapi hal
ini bukanlah suatu jawaban apa sebab kebudayaan Cina begitu lambat dan berada
di belakang Barat. Satu masalah muskil, menurut hemat saya, adalah sebelum
adanya Ts'ai Lun tak ada satu tulisan bermutu pun di Cina. Di dunia Barat
papyrus sudah ada, dan meskipun bahan itu mengalami kemunduran, tulisan dalam
bentuk gulungan tak terbatas jumlahnya dan buku-buku lebih baik kualitasnya
daripada ditulis di atas kayu atau bambu. Kekurangan bahan untuk menulis
merupakan faktor penghambat utama kemajuan kebudayaan Cina. Seorang sarjana
Cina memerlukan satu gerobak untuk membawa sejumlah buku yang dianggapnya
bermanfaat. Bayangkan saja betapa berabenya berusaha mengatur administrasi
pemerintahan dengan keadaan seperti itu.
Penemuan kertas oleh Ts'ai
Lun merombak total keadaan itu. Dengan sejumlah bahan-bahan tulisan yang ada,
kebudayaan Cina melonjak naik begitu cepat sehingga hanya dalam beberapa abad
sudah mampu mengimbangi Barat. Tentu, perpecahan politik di Barat menjadi sebab
penting, tetapi ini sama sekali bukan sebab utama. Di abad ke-4 M Cina pun
secara politis terpecah-pecah, tetapi biar begitu kebudayaan tetap maju dengan
cepatnya. Dalam abad-abad berikutnya, tatkala kemajuan di Barat
tersendat-sendat, Cina justru berhasil meraih penemuan-penemuan penting seperti
kompas, bahan peledak,dan cara mencetak dengan blok. Sejak kertas jatuh lebih
murah ketimbang kulit kambing serta dapat diperoleh dalam jumlah besar, keadaan
sekarang terbalik.
Sesudah orang-orang Barat
mulai menggunakan kertas, mereka mampu duduk berhadapan dengan Cina, bahkan
berhasil menyempitkan jurang pemisah kultural. Tulisan-tulisan Marco Polo
menekankan keyakinannya bahwa bahkan di abad ke-13 M Cina berada jauh di atas
Eropa dalam hal kemakmuran.
Mengapa selanjutnya Cina
berada di belakang Eropa? Berbagai penjajagan kultural yang njlimet telah
dicoba, tetapi mungkin pengamatan teknologi yang sederhana dapat menemukan
jawabannya. Di abad ke-15 di Eropa, seorang genius bernama Johann Gutenberg
menemukan cara memproduksi buku sebanyak-banyaknya. Akibat penemuan itu, kultur
Eropa maju dengan pesat. Karena Cina tidak punya orang seperti Gutenberg, Cina
tetap bertahan pada sistem pencetakan blok sehingga perkembangan kulturnya
merangkak lebih lambat.
Melumatkan batang bambu
Membikin lembaran kertas
Mengepres lembaran kertas
Mengeringkan lembaran kertas
Apabila orang menerima
analisa di atas, dia tidak bisa tidak harus menerima kesimpulan bahwa Ts'ai Lun
dan Gutenberg adalah dua manusia yang merupakan tokoh sentral dalam sejarah
dunia.
Memang, Ts'ai Lun berada di
barisan paling depan dari penemu-penemu lain karena beberapa alasan. Umumnya
penemuan-penemuan merupakan produk dari jamannya dan bisa juga terjadi biarpun
orang yang betul-betul menemukannya tak pernah hidup samasekali. Tetapi,
keadaan ini samasekali tidak berlaku pada masalah kertas. Orang-orang Eropa
tidak mulai memproduksi kertas beribu-ribu tahun sesudah Ts'ai Lun. Mereka baru
terbuka pikiran dan membikinnya sesudah belajar proses pembikinannya dari orang
Arab. Dalam hubungan ini, biarpun orang sudah menyaksikan bagaimana orang Cina
memproduksi kertas, bangsa-bangsa Asia lainnya tak pernah punya kemampuan
memproduksinya.
Jadi jelaslah, penemuan cara memproduksi kertas bukanlah
pekerjaan gampang, tak bisa begitu saja bisa dilaksanakan oleh kebudayaan maju
yang serba tanggung, melainkan erat kaitannya dengan sumbangan pikiran dari
perseorangan yang punya kelebihan luar biasa. Ts'ai Lun adalah model orang
macam itu, dan cara membikin kertas yang dilakukannya (disamping modernisasi
yang diperkenalkan sekitar tahun 1800 M) pada dasarnya sama serupa apa yang
dilakukan orang hingga kini.
Inilah alasan mengapa saya
menempatkan baik Ts'ai Lun maupun Gutenberg kedua-duanya dalam urutan kesepuluh
pertama orang berpengaruh dalam buku ini, dengan menempatkan Ts'ai Lun lebih
atas ketimbang Gutenberg.
8. JOHANN GUTENBERG (1400-1468)
Lazim Johann Gutenberg dianggap penemu mesin
cetak. Apa yang sebetulnya dia lakukan adalah mengembangkan metode pertama
penggunaan huruf cetak yang bergerak dan mesin cetak dalam bentuk begitu rupa
sehingga pelbagai macam materi tulisan dapat dicetak dengan cepat dan tepat.
Tak ada penemuan yang terlompat dari pemikiran
seseorang, tidak juga mesin cetak. Segel dan bulatan segel yang pengerjaannya
menganut prinsip serupa dengan cetak blok sudah dikenal di Cina berabad-abad
sebelum Gutenberg lahir dan suatu bukti menunjukkan bahwa di tahun 868 M sebuah
buku cetakan sudah ditemukan orang di Cina. Proses serupa juga sudah dikenal
orang di Eropa sebelum Gutenberg. Cetak blok memungkinkan pencetakan banyak
eksemplar buku tertentu. Proses ini punya satu kelemahan: karena satu set baru
serta komplit dari cukilan kayu atau logam harus dibuat untuk sebuah buku,
dengan sendirinya tidaklah praktis untuk mencetak berbagai macam buku.
Sering disebut orang sumbangan terpenting
Gutenberg adalah penemuannya di bidang huruf cetak yang bisa bergerak. Dalam
perkara ini pun hal serupa sudah diketemukan di Cina sekitar pertengahan abad
ke-11 M oleh seorang bernama Pi Sheng. Huruf-huruf cetak aslinya terbuat dari
semacam tanah yang tidak bisa tahan lama. Sementara itu beberapa orang Cina dan
Korea sudah melakukan serentetan penyempurnaan dan berhasil baik sebelum Gutenberg.
Orang-orang Korea menggunakan huruf cetak metal, dan pemerintah Korea membantu
sebuah pabrik peleburan untuk memproduksi huruf cetak di awal abad ke-15 M.
Lepas dari semua ini, keliru juga jika menganggap Pi Sheng seorang yang punya
pengaruh spesial. Pada tingkat pertama, Eropa tidak belajar huruf cetak
bergerak dari Cina melainkan atas kreasinya sendiri. Kedua, mencetak dengan
cara huruf cetak bergerak belum pernah digunakan secara umum di Cina sendiri
sampai baru-baru ini saja tatkala prosedur percetakan modern mereka pelajari
dari Barat.
Ada empat komponen esensial cara percetakan
modern. Pertama, huruf cetak yang bergerak, berikut beberapa prosedur
penyetelan dan peletakan huruf-huruf yang mapan. Kedua, mesin cetak itu
sendiri. Ketiga, tinta yang serasi untuk menghasilkan cetakan. Keempat, bahan
semisal kertas untuk mencetaknya. Kertas telah diketemukan di Cina bertahun
sebelum mesin cetak oleh Ts'ai Lun dan penggunaannya telah tersebar luas di
Eropa sebelum jaman Gutenberg. Itulah unsur satu-satunya dari proses cetak
Gutenberg yang sudah siap jadi. Meskipun orang lain pernah melakukan
macam-macam pekerjaan terhadap tiap-tiap komponen itu, namun Gutenberg telah
berhasil melakukan macam-macam penyempurnaan. Misalnya, dia mengembangkan metal
logam campuran untuk huruf cetak; menuangkan cairan logam untuk huruf cetak
blok secara tepat dan teliti; minyak tinta cetak serta alat penekan yang
diperlukan untuk mencetak.
9. CHRISTOPHER COLUMBUS (1451-1506)
Garis besar kisah Colombus bukan masalah baru.
Dia dilahirkan di Genoa, Itali, tahun 1451. Tatkala berangkat dewasa, dia
menjadi nakhoda kapal dan seorang navigator yang cekatan. Akhirnya Colombus
yakin bukan mustahil menemukan jalan lebih praktis ke daerah Asia di timur
dengan cara berlayar ke arah barat melintasi Samudra Atlantik dan dia dengan
tekun merintis tekadnya. Tentu saja niat besar ini tidak bakal terlaksana tanpa
biaya cukup. Karena itulah Colombus membujuk Ratu Isabella I menyediakan
anggaran untuk ekspedisi percobaannya.
Kapalnya melepas sauh pelabuhan Spanyol tanggal
3 Agustus 1492. Melabuh pertama di Kepulauan Canary di lepas pantai Afrika.
Membongkar sauh di Kepulauan Canary tanggal 6 September dan berlayar laju arah
ke barat. Sebuah pelayaran yang bukan main panjang, sehingga tidak aneh jika para
awak kapal merasa ngeri dan kepingin balik saja. Colombus? Tidak! Perjalanan
mesti diteruskan, sekali layar terkembang pantang digulung. Dan tanggal 2
Oktober 1492 bagaikan seutas sutera hijau daratan tampak di haluan.
Colombus kembali ke Spanyol bulan Maret
berikutnya dari penjelajahan yang dahsyat itu disambut orang dengan penuh
penghormatan. Sesudah itu dia melakukan serentetan pelayaran melintas Atlantik
dengan harapan menjejakkan kaki di Cina dan Jepang. Tetapi sia-sia! Colombus
tetap bersiteguh pada pikirannya bahwa dia sudah menemukan jalur perjalanan ke
Asia Timur jauh sebelum orang lain sadar.
Ratu Isabella menjanjikan Colombus jadi
gubernur di pulau mana pun yang ditemuinya. Tetapi, selaku administrator dia
betul-betul tidak becus sehingga dipecat dari jabatannya dan dikirim pulang ke
Spanyol dengan tangan terbelenggu. Tetapi, sesampainya di Spanyol dia
dibebaskan hanya saja tak pernah diberi jabatan lagi. Kabar angin mengatakan
Colombus mati dalam kemiskinan tanpa ada dana apa pun. Tatkala kematiannya di
tahun 1506 --kabar lain lagi-- ada jugalah sedikit harta kekayaannya.
10. ALBERT EINSTEIN 1879-1955
Albert Einstein, tak salah lagi,
seorang ilmuwan terhebat abad ke-20. Cendekiawan tak ada tandingannya sepanjang
jaman. Termasuk karena teori "relativitas"-nya. Sebenarnya teori ini
merupakan dua teori yang bertautan satu sama lain: teori khusus
"relativitas" yang dirumuskannya tahun 1905 dan teori umum
"relativitas" yang dirumuskannya tahun 1915, lebih terkenal dengan
hukum gaya berat Einstein. Kedua teori ini teramat rumitnya, karena itu bukan
tempatnya di sini menjelaskan sebagaimana adanya, namun uraian ala kadarnya
tentang soal relativitas khusus ada disinggung sedikit. Pepatah bilang,
"semuanya adalah relatif." Teori Einstein bukanlah sekedar
mengunyah-ngunyah ungkapan yang nyaris menjemukan itu. Yang dimaksudkannya
adalah suatu pendapat matematik yang pasti tentang kaidah-kaidah ilmiah yang
sebetulnya relatif. Hakikatnya, penilaian subyektif terhadap waktu dan ruang
tergantung pada si penganut. Sebelum Einstein, umumnya orang senantiasa percaya
bahwa dibalik kesan subyektif terdapat ruang dan waktu yang absolut yang bisa
diukur dengan peralatan secara obyektif. Teori Einstein menjungkir-balikkan
secara revolusioner pemikiran ilmiah dengan cara menolak adanya sang waktu yang
absolut.
Posting Lebih Baru Posting Lama